Posted on

Penerapan Energi Surya Bisa Dimulai dalam Lingkup Sekolah

Penerapan Energi Surya Bisa Dimulai Dalam Lingkup Sekolah

Listrik yang menggunakan energi surya merupakan Renewable Energy yang penggunaannya sekarang ini mulai didorong oleh pemerintah. Selain ramah lingkungan, listrik bertenaga surya juga bermanfaat untuk menurunkan jumlah tagihan listrik PLN. Namun sayangnya, minat masyarakat akan penggunaan listrik bertenaga surya tersebut masih sangat rendah. Hal ini terlihat dari survei yang dilakukan terhadap 500 orang dari kalangan menengah ke atas di wilayah Jabodetabek. Sebanyak 30% menyatakan tertarik ingin membeli namun sisanya tidak mau membeli karena harganya yang masih relatif mahal dan pengetahuan masyarakat mengenai penggunaan listrik tenaga surya tersebut masih rendah.

Seperti kisah Bu Rahma, Bu Rahma adalah seorang ibu rumah tangga yang bekerja sendirian dirumah, sementara suaminya sering bertugas di luar kota. Ia memiliki 2 orang anak yang masih sekolah. Untuk memenuhi kebutuhan serta membiayai sekolah anak-anaknya, ia membuka usaha warung kelontong di depan rumahnya. Seringkali teman-teman Bu Rahma berkumpul ke warung Bu Rahma selain untuk berbelanja, juga untuk berbagi informasi mengenai rumah tangga mereka. Hari ini beredar informasi jika tarif listrik yang akan naik di bulan depan dan ini berpengaruh pada bisnisnya Bu Fani yang merupakan teman Bu Rahma. Bu Fani memiliki usaha minuman dingin, tidak terlalu besar namun membutuhkan banyak listrik untuk menjalankan usahanya. Ibu-ibu lain pun mulai mendiskusikan jika benar adanya kenaikan tagihan PLN bagaimana dengan nasib mereka, pastinya akan lebih sulit lagi pengeluaran mereka karena harus menambah pembayaran listrik.

Bu Rahma terlihat sedikit panik dan mulai menyusun kembali pengeluarannya agar tetap stabil namun tetap saja ada kendala lain yaitu pihak sekolah tempat anak-anaknya bersekolah akan menaikkan biaya dan tentunya akan berpengaruh pada keuangan mereka, yang sekarang saja sudah kurang. Bu Rahma mendiskusikan hal ini dengan suaminya, ia menanyakan apakah dirinya tetap membuka warung saja untuk mengurangi beban suaminya dan suaminya pun setuju dengan keputusan tersebut. Dengan kegigihan setiap harinya Bu Rahma terus berjualan di warungnya, karena semakin banyak pelanggan yang membeli kebutuhan sehari-hari di warung Bu Rahma. Bu Rahma memiliki satu pelanggan yang selalu membeli bahan-bahan memasak di warungnya, yaitu seorang pemuda yang kebetulan kost di daerah situ dan ia berkuliah di jurusan teknik di salah satu universitas yang tak jauh dari wilayah kampung Bu Rahma. Suatu hari Bu Rahma bercerita mengenai tarif listrik yang naik yang membuatnya harus ikut bekerja membantu keuangan keluarganya, Tommy si pemuda yang menjadi pelanggan Bu Rahma tertarik dengan cerita tersebut, Tommy sendiri memang sedang melakukan riset mengenai Solar Panel menjadi terinspirasi untuk membantu Bu Rahma. 

Bu Rahma pun mengajak ibu-ibu di kampung untuk berkumpul dan Tommy menjelaskan riset yang sedang dilakukannya. Tommy nampak bersemangat membagi ceritanya dengan ibu-ibu dikampung tersebut. Namun adanya kendala dalam penggunaan Solar Panel yang Tommy ceritakan yaitu biaya yang sangat mahal dan lantas ibu-ibu di kampung tersebut pun menolak ide Tommy ini. Entah mengapa Bu Rahma sangat yakin dengan penggunaan Solar Panel ini, meskipun ia tidak terlalu paham dengan cara penggunaannya namun ia merasa pasti akan besar efeknya dikemudian hari. Bu Rahma pun meminta penjelasan lebih jelas kepada Tommy agar ia dapat meyakinkan ibu-ibu dikampungnya. Beberapa hari kemudian, Tommy menelpon Bu Rahma, ia mendapatkan kabar bahagia terdapat perusahaan yang menjual Solar Panel dengan cara cicilan bertahap. Perusahaan ini bernama JSKY dan bekerjasama dengan aplikasi financing bernama REEF, aplikasi berbasis Blockchain ini dapat memudahkan konsumen untuk mendapatkan Solar Panel dengan cicilan bertahap. Bu Rahma mulai mengeluarkan buku dan kalkulatornya dan menghitung berapa banyak yang dibutuhkan jika ibu-ibu setuju ikut patungan membeli Solar Panel ini yang dapat digunakan secara bersama-sama.

Bu Rahma akhirnya dengan berani menjelaskan informasi terbarunya dengan jelas dan para ibu-ibu mendengarkan dengan seksama walaupun sedikit ragu namun mereka percaya dengan Bu Rahma. Bu Rahma pun juga mengajak agar para ibu-ibu bekerja lebih giat lagi agar hasilnya dapat digunakan untuk menutupi biaya tersebut. Bu Fani ternyata sangat tertarik dengan Solar Panel ini dan tentu saja ia membutuhkan listrik sangat banyak terutama di siang hari, maka dengan Solar Panel ini akan sangat membantunya. Bu Fani pun menjadi orang pertama dikampung yang memasang Solar Panel dan lama kelamaan warga tampak tertarik setelah Bu Fani memasang Solar Panel ini di usaha minuman dinginnya. Sebulan berlalu Bu Fani dengan sumringah datang ke warung Bu Rahma, Bu Fani sangat berterimakasih dengan Bu Rahma yang mengenalkan Tommy dan REEF kepada mereka, ternyata bulan ini tagihan listrik Bu Fani lebih hemat 50 ribu dari tagihan sebelumnya. REEF adalah perusahaan yang dikenalkan Tommy, yang menjual Solar Panel yang dapat dibayar dengan cicilan. 

Berkat memakai Solar Panel tersebut, tagihan listrik mereka menjadi lebih normal. Bu Rahma pun merasa hidupnya kembali normal, bahkan setelah kenaikan biaya sekolah anak-anak mereka tidak mempengaruhi keuangan keluarga mereka kembali. Memang benar sinar matahari memberikan efek positif, selain dapat membantu dalam membuat pakaian kering dan bisa juga untuk meringankan tagihan listrik. 

Berdasarkan kisah yang dialami Bu Rahma, untuk itu REEF hadir sebagai solusi dalam mempermudah anda memperoleh Solar Panel. Dengan mengubah gaya hidup anda dan beralih ke Solar Panel, anda minimal sudah menyelamatkan keluarga anda dan turut membantu dalam kelestarian lingkungan. Tentunya dengan misi menjangkau seluruh masyarakat Indonesia untuk beralih ke energi terbarukan. Yuk mulai beralih dan pasang Solar Panel ini melalui REEF! Ingin tahu lebih banyak, langsung saja klik www.reef.id untuk informasi selengkapnya.